top of page
Writer's pictureQasswa Travel & Tours

IMAM AL MATURIDI RA

SAMARQAND


AL-IMAM ABU MANSHUR AL-MATURIDI


Imam Abu Mansur al-Maturidi radiyallahu 'anhu juga dianggap sebagal pengasas usulud-din di kalangan Ahli-Sunnah wal-Jama'ah, dan namanya biasa disebut-sebut bersama dengan nama Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari. Beliau membawa aliran tauhid akidah dalam fahaman Ahli Sunnah wal Jamaah bagi menghadapi beberapa penyelewengan pada zamannya. Beliau adalah sarjana Islam dalam mazhab Hanafi.


Biografi

AL-IMAM ABU MANSHUR AL-MATURIDI


Nama lengkapnya Abu Manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al-Maturidi al-Samarqandi, nisbah kepada Maturid, nama daerah di Samarkand, negeri yang terletak di seberang sungai Amu Dariya (seberang sungai Jihun), daratan Transoxiana.

Tidak ada data sejarah serta maklumat yang tepat tahun kelahirannya tetapi dikatakan, dia dilahirkan pada masa khalifah al-Mutawakkil (205-247 H/820-861 M), Khalifah ke-10 dari dinasti Abbasiyah. Dikatakan bhw al-Maturidi lahir sekitar 20 tahun sebelum lahirnya al-Imam al-Asy’ari.

Nasab keturunan Imam Abu Manshur al- Maturidi masih bersambung dengan sahabat Rasulullah SAW dari kaum Ansar, yaitu Abu Ayyub al-Ansari (wafat 52H/672 M) ini menjadi bukti bahawa al-Maturidi lahir dari keluarga terhormat dan terpandang di kalangan masyarakat, kerana ketika Rasulullah hijrah ke kota Madinah,beliau singgah dan tinggal di rumah Abu Ayyub al-Ansari, sahabat yang menjadi saksi hidup peristiwa Bai’at al-‘Aqabah, dan mengikuti peperangan Badar, Uhud, Khandaq dan lain-lain.

Al-Maturidi lahir dari lingkungan keluarga ulama yang sudah tentu mencintai ilmu Agama. Sehingga hal tersebut mempengaruhi perkembangan Al-Maturidi yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mencintai ilmu agama sejak usia muda. Selain dengan kecerdasannya yang luar biasa, Al-Maturidi juga seorang pelajar yang tekun dan gigih dalam menuntut ilmu, sehingga pada akhirnya reputasi intelektual Al-Maturidi ke puncak kecemerlangan dengan menyandang beberapa gelaran seperti, Imam al-Huda (pemimpin kebenaran), Qudwat Ahl al –Sunnah wa al-Ihtida’ (pengikut sunnah dan petunjuk), Rafi’ ‘Alam al-Sunnah wa al-Jama’ah (pengibar bendera sunnah dan jama’ah), Qali’ Adhalil al-Fitnah wa al-Bid’ah (pencabut kesesatan fitnah dan bid’ah), Imam al-Mutakallimin (penghulu para teologi) dan Mushahhih ‘Aqa’id al-Muslimin (penjaga akidah kaum muslimin). Gelaran tersebut membuktikan kebijakan Al-Maturidi yang sangat istimewa dalam pandangan murid-muridnya.


Kehidupannya berkisar antara abad ketiga Hijrah dan abad keempat Hijrah. Dalam catatan sejarah, Samarkand pada mulanya di masuki dan di taklukan oleh pasukan kaum Muslimin pada tahun 55 H/675 M dibawah kepemimpinan panglima Sa’id bin Utsman , ketika memegang jawatan gabenor Khurasan pada masa pemerintahan Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Sa’id bin Utsman menyeberangi sungai Amu Daria dan melakukan pengepungan terhadap negeri Samarkand, tetapi kemudian meninggalkannya. Pada tahun 78 H/697 M, panglima Qutaibah bin Muslim bersama pasukannya untuk pertama kalinya menyeberangi sungai Amu Daria dan memerangi negeri Bukhara, Syas dan singgah di Samarkand. Setelah itu,Qutaibah bin Muslim melakukan penyerangan terhadap negeri-negeri seberang sungai Amu Daria selama tujuh tahun.

Pada masa Al-Maturidi, kerajaan Samarkand dikuasai oleh dinasti Saman, dinasti yang berasal dari sebuah desa di Samarkand,yang bernama desa Saman. Dinasti ini tercatat sebagai dinasti terbaik yang memerintah Samarkand. Mereka sangat menghormati dan memuliakan ilmu agama dan kalangan ulama. Dinasti Saman ini berhasil menguasai Khurasan dan negeri-negeri seberang sungai Amu Daria sejak tahun 261 H/875 M sampai tahun 389 H/999 M. dinasti ini di pimpim oleh Asad bin Saman dan diteruskan oleh keempat anaknya yang menjadi pembantu Khalifah al-Makmun sekaligus sebagai penguasa otonomi di Khurasan dan Samarkand.

Situasi politik dan pemikiran yang berkembang pada masa Al-Maturidi,berkait erat dengan situasi politik dan pemikiran yang sedang berkembang di dunia islam pada umumnya. Di mana pada saat itu, negara islam pada sebahagian abad ketiga dan abad keempat menyaksikan berbagai integrasi politik yang sangat kritis, yang tentu membawa kepada perpecahan negara dalam beberapa daerah kekuasaan dan pengaruh.

Negeri Andalusia di kuasai oleh dinasti Umawi, Morocco dikuasai dinasti Idrisi, Mosul dan Aleppo dikuasai dinasti Hamdan, Mesir dan Syam dikuasai dinasti Thulun dan Akshyid, Iraq dikuasai dinasti Turki dengan Khalifah Abbasi. Sedangkan Persia menjadi beberapa dinasti yang sangat berpengaruh.

Dinasti Dulafiyah menguasai Kurdistan, dinasti Shafariyah menguasai Paris, dinasti Saman menguasai Persia dan negeri seberang sungai Amu Daria, dinasti Ziyadiyah menguasai Jurjan, dinasti Hasnawiyah menguasai Kurdistan,dinasti Buwaihiyah menguasai Persia bagian selatan, dan dinasti Ghaznawiyah menguasai India dan Afganistan negara islam yang berpecah belah disebabkan kelemahan Khalifah Abbasiah di Baghdad, dan tampilnya ras Turki dan Persia yang berupaya menjadikan Khalifah sebagai boneka. Jabatan Khalifah hanya sebatas simbol belaka, sedangkan penguasa yang sesungguhnya adalah orang-orang Turk dan Persia.


Guru-guru Al-Maturidi

Al -Imam Abu Manshur al-Maturidi adalah pengasas madzhab Maturidi, aliran pemikiran dan teologis besar yang merupakan cabang kedua dalam pemikiran Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dia berguru kepada para ulama terkemuka bermadzhab Hanafi, yang diakui kealiman dalam bidang fiqh dan teologi, yang mereka peroleh dari sumber yang tak pernah kering,iaitu kitab-kitab al-Iman Abu Hanifah yang telah memberikan kesegaran, penjelasan dan analisa terhadap generasi demi generasi. al-Maturidi sendiri menyatakan,telah mempelajari kitab-kitab Abu Hanifah tersebut, yaitu al-Fiqh al-Absath, al-Risalah, al-‘Alim wa al-Muta’allim dan al-Washiyyah kepada guru-gurunya seperti Abu Nashr al-‘Iyadhi, al-Juzajani dan al-Balkhi. Ketiga guru tersebut berguru kepada al-Imam Abu Sulaiman al-Jazujani, murid al-Imam Muhammad bin al-Hasan al-Syaibani. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan di kemukakan beberapa nama guru-guru al-Maturidi

# Abu Nashr al-‘Iyadhi

# Abu Bakar Ahmad bin Ishaq al-Jazujani

# Nushair bin Yahya al-Balkhi (w. 268 H/863 M)

# Muhammad bin Muqatil al-Razi (w. 248 H/863 M)


Karya-Karya al-Maturidi

Al -Iman Abu Manshur al-Maturidi telah menulis banyak kitab ,yang membuktikan keilmuan,kesuburan dan ilmu pengetahuannya di dalam pelbagai bidang, mencakupi ilmu tafsir, fiqh, ushul fiqh, teologi, bantahan terhadap orang Qaramithah, Rafidhah (Syi’ah), Mu’tazilah dan ateis.

Ilmu pengetahuan yang dikuasai Al -Iman Abu Manshur al-Maturidi secara mendalam dan comprehensive meliputi pelbagai ilmu keislaman.

Terdapat sekitar 17 judul kitab al-Maturidi, diantaranya yaitu kitab al-Tauhid, kitab al-Muqalat, al-Radd ‘Ala a-Qaramithah, Bayan Wahn al-Mu’tazilah, Radd al-Ushul al-Khamsah, Radd kitab Wa’id al-Fussaq, Radd Awa’il al-Adillah, Radd tahdzid al-Jadal, Syarh al-Fiqh al-Akbar dan lain-lain. Namun sayang sekali, dari sekian banyak karya Al -Iman Abu Manshur al-Maturidi, hanya sebahagian yang sampai kepada generasi sekarang, diantaranya adalah :

v Ta’wilat Ahl al-Sunnah

v Ma’khadz al-Syara’i dan kitab al-Jadal

v Kitab al-Tauhid


Wafatnya Al -Imam Abu Manshur al-Maturidi wafat pada tahun 333 H/944 M. akan tetapi Thasy Kubri Zadah dalam kitab Miftah al-Sa’adah dan Ibn Kamal Basya dalam kitab Thabaqat al-Hanafiyyah menyebutkan bahwa ada riwayat lemah yang mengatakan Al -Imam Abu Manshur al-Maturidi wafat tahun 336 H. sementara Abu al-Hasan al-Nadwi ulama contemporary dari India menyebutkan bahwa Al -Imam Abu Manshur al-Maturidi wafat tahun 332 H. Kemungkinan al-Nadwi mengambil maklumat tersebut dari kitab Syarh al-Fiqih al-Akbar yang diragui karya Al -Iman Abu Manshur al-Maturidi . Mungkin,al-Nadwi mengambilnya dari al-Bayadhi dalam kitab Isyarat al-Maram. Namun riwayat yang paling kuat tentang wafatnya Al -Iman Abu Manshur al-Maturidi adalah tahun 333 H/944 M, karena majoriti ulama sepakati.


Imam Abu Mansur al-Maturidi radiyallahu 'anhu juga dianggap sebagal pengasas usulud-din di kalangan Ahli-Sunnah wal-Jama'ah, dan namanya biasa disebut-sebut bersama dengan nama Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari. Beliau membawa aliran tauhid akidah dalam fahaman Ahli Sunnah wal Jamaah bagi menghadapi beberapa penyelewengan pada zamannya. Beliau adalah sarjana Islam dalam mazhab Hanafi.


Beliau mempertahankan pegangan Ahli-Sunnah dalam menghadapi pelbagai fahaman yang batil pada zamannya sebagaimana juga keadaannya dengan Imam Abul Hasan al-Asy'ari. Oleh kerana jasanya dalam mengemukakan pandangan Ahli-Sunnah wal-Jama'ah sebagaimana yang disebutkan dalam Syarah Ihya' oleh Murtada az-Zabidi,

bila dikatakan Ahli-Sunnah wal-Jama'ah, maka yang dimaksudkan ialah aliran yan diajarkan oleh Imam Abul Hasan al-Asy'ari dan Abu Mansur al Maturidi


Beliau muncul di Asia Tengah pada waktu masyarakat Islam dilanda aliran ideologi yang menyeleweng daripada akidah yang sebenar. Antaranya mazhab Muktazilah, Mujasimah, Muhammad bin Karam Sajassatani iaitu pemimpin fahaman Karamiah, Qaramitah yang dipimpin oleh Hamdan As’ ad, Jaham bin Safuan iaitu pemimpin fahaman Jahamiah, dan ahli tasauf Husin bin Mansur al-Halaj. Imam Abu Mansur Maturidi membawa peranan yang besar bagi menghadapi penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan oleh mereka.


0 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating
bottom of page